Pages

Sabtu, 01 Oktober 2011

Perkembangan Muhammadiyah

  1. Perkembangan secara vertikal.
Dari segi perkembangannya secara vertikal, muhammadiyah telah berkembang ke seluruh penjuru tanah air. akan tetapi, dibandingkan dengan perkembangan organisasi NU, Muhammadiyah sedikit ketinggalan. hal ini terlihat bahwa jamaah NU lebih banyak dengan jamaah Muhammadiyah. faktor utama dapat di lihat dari segi usaha Muhammadiyah dalam mengikis adat istiadat yang mendarah daging dikalangan masyarakat, sehingga banyak menemui tantangan dari masyarakat.



  2. Perkembangan secara horizontal
Dari segi perkembangan Horizontal, amal usaha Muhammadiyah telah banyak berkembang yang meliputi berbagai bidang kehidupan.
Perkembangan Muhammadiyah dalam bidang keagamaan terlihat dalam upaya-upayanya, seperti terbentuknya Majlis Tarjih (1972), yaitu lembaga yang menghimpun ulama-ulama dalam Muhammadiyah yang secara tetap mengadakan permusyawaratan dalam memberi fatwa-fatwa dalam bidang keagamaan, serta memberi tuntunan mengenai hukum. Majlis ini telah banyak memberikan manfaat bagi jamaah dengan usaha-usahanya yang telah dilakukan:
  • Memberi tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah sesuai dengan contoh yang telah diberikan Rasulullah SAW.
  • memberi pedoman dalm penentuan ibadah puasa dan hari raya dengan cara perhitungan nisab atau astronomi sesuai dengan jalan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
  • mendirikan Mushalla khusus wanita dan meluruskan arah kiblat yang ada pada masjid dan musalla sesuai dengan arah yang benar menurut perhitungan garis lintang.
  • melaksanakan menponsori pengeluaran zakat pertanian, perikanan, perternakan, dan hasil perkebuanan, serta mengatur pengumpulan dan pembagian zakat fitrah.
  • terbentuknya dapartemen Agama Republik indonesia juga termasuk peran dari kepelopran pemimpin Muhammadiyah.
  • tersusunnya rumusan "Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah", yaitu suatu rumusan pokok agama Islam secara sederhana tetapi menyeluruh.
Dalam bidang pendidikan usaha yang ditempuh Muhammadiyah meliputi:
  • Mendirikan Sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kedalamnya Ilmu-ilmu keagamaan.
  • Mendirikan Madrasyah yang juga diberikan pendidikan pengajaran,Ilmu-ilmu,pengetahuan umum.
  • mendirikan perusahaan percetakan,penerbitan,dan toko-toko buku yang banyak mempublikasikan majalah-majalah, browsur dan buku-buku yang sangat mmbantu meyebarluaskan paham-paham keagamaan, ilmu, dan kebudayaan islam.
  • pengusahaan dana bantuan hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat seorang tidak lagi bisa bekerja karena usia telah tua atau cacat jasmani.
  • Memberikan bimbing dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang tuntunan ilahi.
Dalam bidang politik , usaha-usaha Muhammadiyah meliputi :
  • menentang pemerintah Hindia Belanda yang mewajibkan pajak atas ibadah kurban. hal ini berhasil dibebaskan.
  • pengadilan agama dan zaman koonial berada dalam kekuasaan penjajah yang tentu saja beragama kristen. agar urusan agama di Indonesia, yang sebagian besar pendudukya beragama Islam, juga dipegang oleh orang islam, Muhammadiyah berjuang kearah cita-cita itu.
  • ikut melopori berdirinya partai Islam Indonesia. pada tahun 1945 termasuk menjadi pendukung utama pendirinya partai islam Masyumi dengan gedung madrasyah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat kelahirannya.
  • ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia dikalangan umat Islam Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam tablig-tablignya, dalam khotbah ataupun tuisan-tuisannya.
  • pada waktu jepang berkuasa di Indonesia, pernah seluruh bangsa Indonesia diperintahkan untuk menyembah dewa matahari, tuhan bangsa jepang. Muhammadiyah pun diperintahkan untuk melakukan seikere, membungkuk sebagai rasa hormat kepada Tenno Heika, tiap-tiap pagi seat matahari sedang terbit. Muhammadiyah menolak perintah itu.
  • ikut aktif dalam keaggotaan MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) dang menyokong sepenuhnya tuntutan Gabunga Politik Indonesia (GAPI) agar Indonesia mempunyai parlemen di zaman penjajahan. Begitu juga pada kegiatan-kegiatan Islam Internasional, seperti konfrensi Islam Asia-Afrika, Muktamar Masjid Se-Dunia, dan sebagainya, Muhammadiyah ikut aktif didalamnya.
  • pada saat partai politik yang bisa menyalurkan cita-cita perjuangan tidak ada, Muhammadiyah tampil sebagai gerakan dakwah Islam yang sekaligus mempunyai fungsi politik riil. pada saat itu, tahun 1996/1997, Muhammadiyah dikenal sebagai ormaspol, yaitu organisasi kemasyarakat yang juga berfungsi sebagai partai politik.

    Dengan semakin luasnya usaha-usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dibentuklah kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu pemimpin persyarikatan. kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis dan badan-badan. selain majelis dan lembaga, terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi yang bernaung di bawah oraganisai induk, dengan masih tetap memiliki kewenangan  untuk mengatur rumah tangganya sendiri. dalam persyarikatan Muhammadiyah, oraganisasi otonom (ortom) ini ada beberapa buah yaitu :
    •  Aisyiayah
    • Nasyiatul 'aisyiyah
    • Pemuda Muhammadiyah
    • Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
    • Ikatan Mahasisiwa Muhammadiyah (IMM)
    • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
    • Gerakan Kepanduan Hizbul-Wathan. 
  1. Oraganisasi otonom tersebut termasuk kelompok Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), Keenam organisani otonom ini kewajiban mengemban fungsi sebagai pelopor, pelangsung dan amal usaha Muhammadiyah.


    Periode Pertama Kepemimpina.n Muhammadiyah.
    • K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923)
    • K.H. Ibrahim (1923-1932)
    • K.H. Hisyam (1932-1936)
    • K.H. Mas Mansur (1936-1942)
    • ki Bagus Hadikusumo (1942-1953)
    • A.R. sutan Mansyur (1952-1959)
    • H.M. Yunus Anis (1959-1968)
    • K.H Ahmad Badawi (1962-1968)
    • K.H. Fakih Usman/H.A.R Fakhrudin (1968-1971)
    • K.H. Abdur Razak Fakhrudin (1971-1990)
    • K.H.A. Azhar Basyir, M.A. (1990-1995)
    • Prof. Dr. H.M. Amien Rais/Prof. Dr. H.A. Syarif Maarif (1995-2000)
    • Prof. Dr. H.A. Syafii Maarif (2000-2005)
    • Prof. Dr. Din Syamsudin (2005-2010)
    • Prof. Dr. Din Syamsudin(2010-2015)

     

0 komentar:

Posting Komentar